Begitu anak sudah masuk sekolah, biasanya dia akan minta uang jajan pada orangtuanya. Di satu pihak, Anda ingin memenuhi permintaannya, tapi di lain sisi juga merasa cemas kalau jumlah yang diberikan itu terlalu berlebihan. Kira-kira berapa, ya, jumlah yang tepat untuk diberikan ke anak?
Jawaban pertanyaan ini sebenarnya harus kembali kepada anak Anda sendiri. Mulai dari berapa usianya, dan seperti apa kemampuannya dalam memegang uang. Lalu, sesuaikan juga dengan finansial Anda. Berikut ini adalah empat cara untuk mengetahui jumlah persisnya:
1. Tentukan berdasarkan formula
Ada sebagian orangtua yang membuat standar sendiri. Misalnya, anak akan mendapat kenaikan uang jajan sebesar seribu rupiah per hari pada setiap tahunnya. Jika saat berusia 7 tahun dia mendapat uang jajan dua ribu rupiah per hari, tahun depannya dia akan mendapat tiga ribu rupiah, dan seterusnya. Penentuan standar itu juga perlu disesuaikan dengan apa yang akan dibeli anak di sekolah serta kemampuan finansial Anda.
2. Berikan budget mingguan
James Sears, ahli kesehatan anak dari Southern California, menyarankan Anda untuk mengamati pola jajan anak selama seminggu, lalu menghitung berapa jumlah uang yang dihabiskan secara keseluruhan. Dengan menerapkan metode ini, Anda dapat memenuhi kebutuhan anak sekaligus sesuai dengan kemampuan orangtua.
Pendekatan seperti ini berguna untuk mengajarkan anak, bahwa ketika mereka sudah menghabiskan seluruh uang jajan untuk seminggu hanya dalam beberapa hari, mereka tidak lagi bisa membeli apa yang mereka inginkan,kata Sears. Dengan demikian, anak akan belajar lebih bijak dalam menghabiskan uangnya.
3. Diskusikan bersama anak
Anda juga bisa bertanya pada anak, berapa jumlah yang ia inginkan. Biarkan anak mengajukan semacam proposal berisi berapa jumlah uang saku yang ingin mereka dapatkan dan pengeluarannya seperti apa, saran ahli parenting Jim Fay, penulis Millionaire Babies or Bankrupt Brats: Love and Logic Solutions to Teaching Kids About Money. Setelahnya, giliran Anda me-review apakah proposal anak ini dapat diterima atau perlu dikurangi.
Intinya, tidak pernah ada istilah uang jajan sudah cukup, karena mereka pada dasarnya ingin membeli apa saja yang diinginkan, kata Fay. Dengan metode seperti ini, Anda sekaligus membekali mereka kemampuan finansial yang akan berguna pada saat dewasa nanti.
4. Bayar anak untuk melakukan pekerjaan tertentu
Sebagian orangtua baru mau memberikan uang jajan setelah anaknya mengerjakan pekerjaan rumah tangga. Namun, sebagian ahli merekomendasikan agar para orangtua memisahkan kedua masalah ini.
Anak-anak melakukan tugas rumah tangga karena mereka adalah bagian dari keluarga, kata Sears. Jika mengerjakan tugas rumah tangga selalu dikaitkan dengan uang jajan, nantinya anak Anda akan mengharapkan dapat bayaran setiap kali mencuci piring atau membereskan tempat tidur.
Komentar
Posting Komentar