Membicarakan
kiblat di dunia game yang selalu menarik fokus perhatian gamer di
seluruh dunia, maka status Eropa / Amerika (Barat) dan Jepang (Timur)
memang tidak dapat diganggu gugat. Bagaimana tidak? Hampir sebagian
besar game yang meluncur di pasaran lahir dari tangan dingin para
developer yang berbasis di dua kudu tersebut. Oleh karena itu, tidak
mengherankan jika posisi geografis ini juga berpengaruh terhadap ragam
konten yang ditawarkan keduanya. Salah satu yang paling kentara?
Terlepas dari dunia fiksi yang mungkin tercipta dari kreativitas, hampir
semua setting video game berkaca pada identitas kebudayaan dua kubu
ini. Hanya sedikit yang mampu menangkap kebudayaan negara lain dan
memvisualisasikannya dengan baik. Salah satu kebudayaan yang seringkali
mendapatkan “keistimewaan” tersebut? Tidak lain dan tidak bukan adalah
RRC.
Sebagai salah satu negara dengan peradaban yang cukup maju di masa lampau, China memang menawarkan begitu banyak elemen budaya yang membuatnya cocok untuk diadaptasikan sebagai video game. Ia menawarkan Kung-Fu sebagai bela diri yang estetik, cerita tentang perang epik antara beragam Kerajaan besar di masa lampau, literatur-literatur kepahlawanan terbaik, hingga legenda dan cerita rakyat yang luar biasa. Lahir dalam berbagai bentuk adaptasi, kebudayaan China yang lebih modern juga menempatkan diri di industri hiburan terbaik dunia. Siapa yang tidak mengenal aktor-aktor laga kawakan oriental seperti Jet Li, Jackie Chan, atau Chow Yun Fat? Hal yang sama juga seringkali terjadi di industri game.
Bersamaan dengan perayaan Imlek (10 Februari 2013) yang sebentar lagi dirayakan, kami merangkum game-game yang kami anggap mewakili cita rasa oriental terbaik. Tidak hanya dari cerita atau sekedar karakter, tetapi juga beberapa elemen yang ditawarkan di dalamnya, termasuk gaya bertarung sekalipun. Inilah 10 game dengan cita rasa oriental terbaik!
10. Yie Ar Kung Fu
Anda yang sempat menjalani masa kanak-kanak dan tumbuh besar dengan konsol lawas Nintendo Entertainment System sudah pasti tidak asing lagi dengan game fighting yang satu ini. Dua pihak bertarung dengan beragam gerakan kungfu dan desain karakter yang mirip dengan tokoh-tokoh laga di film, Yie Ar Kungfu memang merepresentasikan cita rasa oriental super kental. Selain setting, animasi gerak, dan desain karakter, musik yang mengiringi game fighting ikonik NES yang satu ini juga semakin memperkuat citra tersebut. The real kungfu fighting game!
9. Romance of Three Kingdoms
Anda yang mencintai kisah perang epik yang terjadi di antara tiga negara – Cao Wei, Shu Han, dan Wu Timur sudah pasti tidak asing lagi dengan game strategi yang sudah hidup sejak platform awal gaming – Romance of Three Kingdoms. Hidup dari sebuah cerita yang sudah hidup selama beradab-abad, Romance of Three Kingdoms memang mampu mewakili semua kompleksitas yang harus Anda hadapi ketika menjalani perang yang berkepanjangan. Tidak hanya membangun, memobilisasi pasukan, dan menguasai lebih banyak daratan, tetapi juga menyiapkan sumber daya alam yang cukup, mengenyangkan perut rakyat, mencegah pemberontakan, membangun diplomasi, hingga menghukum mati para pejabat yang mencoba berkhianat. Cita rasa oriental terbangun dari kemampuan game ini mewakili sebuah perang epik di daratan China yang memang butuh banyak pertimbangan.
8. Suikoden
Suikoden? Bukankah game ini lahir dari tangan dingin Konami dan dirilis di Jepang? Mengapa ia masuk ke dalam list? Percaya atau tidak, kisah kepahlawanan 108 karakter yang bisa direkrut di Suikoden sebenarnya berdasar pada literatur klasik China – Shuihu Zhuan, atau yang di Barat dikenal sebagai “The Water Margin”. Novel yang ditulis pada abad ke-14 tersebut menceritakan kisah heroik 108 orang bandit di bawah kepemimpinan Song Jiang, yang mendedikasikan diri mereka melawan para pemimpin korup dan mendapatkan keadilan bagi rakyat yang tertindas. Cerita asli ini kemudian diadaptasikan oleh sastrawan dari Jepang, dipermak, tumbuh, dan kemudian disajikan dalam beragam versi. Salah satunya? Franchise Suikoden dalam bentuk RPG yang dinikmati oleh para gamer.
7. Jackie Chan: Stuntmaster
Penggemar atau bukan penggemar film action, nama Jackie Chan memang sudah tumbuh menjadi legenda yang dapat dipisahkan dari genre laga, baik yang lahir dari dunia Barat maupun Timur. Terkenal karena keenggannya untuk menggunakan stuntman dalam setiap aksi berbahaya serta dedikasinya untuk menciptakan film laga yang menghibur lewat gerak bela diri yang cepat dan efektif, Jackie Chan memang pantas untuk memiliki posisi yang spesial di industri hiburan. Tidak mengherankan jika “kisahnya” kemudian diadaptasikan menjadi sebuah game terpisah – Jackie Chan: Stuntmaster yang dirilis untuk Playstation 1. Walaupun menjadikan New York sebagai setting utama cerita, namun kehadiran sosok Jackie Chan dan bela diri yang diusungnya lewat karakter model 3D penuh kotak di game ini sudah cukup untuk mewakili cita rasa oriental yang ada.
6. Shachou Eiyuuden (The Eagle Shooting Heroes)
Dari semua film seri kungfu yang sempat beredar di Indonesia, original maupun remake, nama besar Legend of Condor Heroes atau yang dikenal juga sebagai Pendekar Rajawali memang cukup populer. Plot yang dinamis, penuh intrik dan terus berkembang membuat legenda yang satu ini begitu diminati. Namun tahukah Anda bahwa Sony sempat merilis sebuah game RPG yang didasarkan pada kisah ini di Playstation 1? Game yang disebut sebagai Shachou Eiyuuden ini sayangnya memang tidak pernah ditranslasikan. Namun bagi Anda yang pernah mencicipinya tentu asing lagi dengan kerennya game yang satu ini, apalagi ketika sang karakter utama mulai mengeluarkan jurus-jurus andalan yang selama ini hanya bisa Anda nikmati lewat versi filmnya.
5. Enslaved: Odyssey to the West
Ninja Theory memang terkenal mampu meramu game-game action terbaik di pasaran, tidak hanya menawarkan aksi hack and slash yang cepat, tetapi juga cerita yang mengalun dengna indah. Salah satu yang berhasil mengeksekusi semua elemen tersebut? Tidak lain dan tidak bukan adalah Enslaved: Odyssey to the West. Walaupun terkesan menawarkan sebuah game penuh science fiction di dalamnya, Enslaved sebenarnya diramu dari legenda China yang sudah pasti tidak asing lagi – si Kera Sakti. Desain karakter yang dipermak dengan sedemikian rupa serta pendefinisian ulang “Perjalanan ke Barat” memang memberikan atmosfer yang menyegarkan dan unik untuk kisah Kera Sakti yang udah lama melanglang buana di industri hiburan. Bagian terbaiknya? Keberanian mengubah karakter sang guru – Tripitaka menjadi seorang wanita yang dapat diandalkan, baik dalam puzzle maupun pertempuran.
4. Dynasty Warriors
Sebuah kesan yang jauh berbeda dibandingkan dengan Romance of Three Kingdoms yang menawarkan plot cerita yang sama. Tecmo Koei mengubah cerita heroik perang Tiga Kerajaan menjadi sebuah game hack and slash yang benar-benar baru, bahkan cukup untuk melahirkan sebuah sub-genre hack and slash yang baru – Musou. Anda akan berperan sebagai salah satu karakter yang krusial, dibekali dengan senjata kuat yang mampu menundukkan ribuan pasukan musuh dengan mudah. Terus berlanjut dan beberapa kali mendapatkan seri spin-off, Dynasty Warriors tetap setia dan bertahan dengan akar cerita yang sudah membentuknya ini. Ia merangkum kisah Tiga Kerajaan dalam bentuk yang lebih brutal, tetapi juga adiktif.
3. Stranglehold
Penikmat film yang tinggal di Indonesia sudah pasti tidak asing dengan legenda yang satu ini. Dengan puluhan film yang diputar secara berkala, bahkan berulang kali di layar kaca, Chow Yun Fat memang tumbuh menjadi legenda tersendiri. Perannya di beberapa film China dan Hongkong menyematkan identitas sebagai tokoh protagonis yang dingin, tetapi sekaligus juga ahli menggunakan dual-wielding handgun. Diracik oleh sang sutradara kawakan – John Woo, sebuah game action terpisah – Stranglehold yang dibangun dari Unreal Engine 3 lahir. Walaupun hadir dalam gameplay yang terhitung repetitif, namun sepak terjang pertama Chow Yun Fat di industri game ini boleh terbilang mendulang sukses, setidaknya mampu memuat semua aksi yang membuatnya begitu diingat.
2. Rise to Honor
Bela diri yang cepat dan bervariasi, serta beragam musuh yang juga mampu melakukan gerak lawan yang tidak kalah hebatnya, Rise to Honor adalalah salah satu game dengan cita rasa oriental paling kental yang pernah muncul di industri game. Dengan karakter utama sang legenda film laga – Jet Li, Anda akan dibawa ke beragam macam aksi film Hongkong + Hollywood yang penuh ledakan, pukulan, dan intrik. Game eksklusif Playstation 2 ini begitu ikonik, setidaknya cukup untuk menjadikannya sebagai salah satu game dengan latar belakang mafia Hongkong yang memorable. Superb!
1. Sleeping Dogs
Dari semua game yang membawa latar belakang cerita dari dunia kriminal Hongkong maupun China, Sleeping Dogs mampu tampil sebagai yang terbaik, setidaknya hingga saat ini. Berperan sebagai polisi yang tengah menyamar – Wei Shen, Anda akan dibawa pada sebuah skema open-world yang memang merepresentasikan kondisi kejahatan bahwa tanah para Triad yang realistis. Cita rasa oriental tidak hanya muncul dari dunia yang dibangun, tetapi juga dari desain karakter, animasi gerak serang dan bertahan, cerita, dan tentu saja voice acts yang ada. Apalagi ketika Anda sedang berkendara mengelilingi kota, sembari mendengar ragam siaran radio yang disiarkan dan memutar lagu-lagu berbahasa Kanton. Anda seperti dibawa dalam sebuah film aksi Hongkong, tetapi Anda yang secara interaktif berperan didalamnya. Any game can’t be more “chinese” than Sleeping Dogs, i guess..
Sebagai salah satu negara dengan peradaban yang cukup maju di masa lampau, China memang menawarkan begitu banyak elemen budaya yang membuatnya cocok untuk diadaptasikan sebagai video game. Ia menawarkan Kung-Fu sebagai bela diri yang estetik, cerita tentang perang epik antara beragam Kerajaan besar di masa lampau, literatur-literatur kepahlawanan terbaik, hingga legenda dan cerita rakyat yang luar biasa. Lahir dalam berbagai bentuk adaptasi, kebudayaan China yang lebih modern juga menempatkan diri di industri hiburan terbaik dunia. Siapa yang tidak mengenal aktor-aktor laga kawakan oriental seperti Jet Li, Jackie Chan, atau Chow Yun Fat? Hal yang sama juga seringkali terjadi di industri game.
Bersamaan dengan perayaan Imlek (10 Februari 2013) yang sebentar lagi dirayakan, kami merangkum game-game yang kami anggap mewakili cita rasa oriental terbaik. Tidak hanya dari cerita atau sekedar karakter, tetapi juga beberapa elemen yang ditawarkan di dalamnya, termasuk gaya bertarung sekalipun. Inilah 10 game dengan cita rasa oriental terbaik!
10. Yie Ar Kung Fu
Anda yang sempat menjalani masa kanak-kanak dan tumbuh besar dengan konsol lawas Nintendo Entertainment System sudah pasti tidak asing lagi dengan game fighting yang satu ini. Dua pihak bertarung dengan beragam gerakan kungfu dan desain karakter yang mirip dengan tokoh-tokoh laga di film, Yie Ar Kungfu memang merepresentasikan cita rasa oriental super kental. Selain setting, animasi gerak, dan desain karakter, musik yang mengiringi game fighting ikonik NES yang satu ini juga semakin memperkuat citra tersebut. The real kungfu fighting game!
9. Romance of Three Kingdoms
Anda yang mencintai kisah perang epik yang terjadi di antara tiga negara – Cao Wei, Shu Han, dan Wu Timur sudah pasti tidak asing lagi dengan game strategi yang sudah hidup sejak platform awal gaming – Romance of Three Kingdoms. Hidup dari sebuah cerita yang sudah hidup selama beradab-abad, Romance of Three Kingdoms memang mampu mewakili semua kompleksitas yang harus Anda hadapi ketika menjalani perang yang berkepanjangan. Tidak hanya membangun, memobilisasi pasukan, dan menguasai lebih banyak daratan, tetapi juga menyiapkan sumber daya alam yang cukup, mengenyangkan perut rakyat, mencegah pemberontakan, membangun diplomasi, hingga menghukum mati para pejabat yang mencoba berkhianat. Cita rasa oriental terbangun dari kemampuan game ini mewakili sebuah perang epik di daratan China yang memang butuh banyak pertimbangan.
8. Suikoden
Suikoden? Bukankah game ini lahir dari tangan dingin Konami dan dirilis di Jepang? Mengapa ia masuk ke dalam list? Percaya atau tidak, kisah kepahlawanan 108 karakter yang bisa direkrut di Suikoden sebenarnya berdasar pada literatur klasik China – Shuihu Zhuan, atau yang di Barat dikenal sebagai “The Water Margin”. Novel yang ditulis pada abad ke-14 tersebut menceritakan kisah heroik 108 orang bandit di bawah kepemimpinan Song Jiang, yang mendedikasikan diri mereka melawan para pemimpin korup dan mendapatkan keadilan bagi rakyat yang tertindas. Cerita asli ini kemudian diadaptasikan oleh sastrawan dari Jepang, dipermak, tumbuh, dan kemudian disajikan dalam beragam versi. Salah satunya? Franchise Suikoden dalam bentuk RPG yang dinikmati oleh para gamer.
7. Jackie Chan: Stuntmaster
Penggemar atau bukan penggemar film action, nama Jackie Chan memang sudah tumbuh menjadi legenda yang dapat dipisahkan dari genre laga, baik yang lahir dari dunia Barat maupun Timur. Terkenal karena keenggannya untuk menggunakan stuntman dalam setiap aksi berbahaya serta dedikasinya untuk menciptakan film laga yang menghibur lewat gerak bela diri yang cepat dan efektif, Jackie Chan memang pantas untuk memiliki posisi yang spesial di industri hiburan. Tidak mengherankan jika “kisahnya” kemudian diadaptasikan menjadi sebuah game terpisah – Jackie Chan: Stuntmaster yang dirilis untuk Playstation 1. Walaupun menjadikan New York sebagai setting utama cerita, namun kehadiran sosok Jackie Chan dan bela diri yang diusungnya lewat karakter model 3D penuh kotak di game ini sudah cukup untuk mewakili cita rasa oriental yang ada.
6. Shachou Eiyuuden (The Eagle Shooting Heroes)
Dari semua film seri kungfu yang sempat beredar di Indonesia, original maupun remake, nama besar Legend of Condor Heroes atau yang dikenal juga sebagai Pendekar Rajawali memang cukup populer. Plot yang dinamis, penuh intrik dan terus berkembang membuat legenda yang satu ini begitu diminati. Namun tahukah Anda bahwa Sony sempat merilis sebuah game RPG yang didasarkan pada kisah ini di Playstation 1? Game yang disebut sebagai Shachou Eiyuuden ini sayangnya memang tidak pernah ditranslasikan. Namun bagi Anda yang pernah mencicipinya tentu asing lagi dengan kerennya game yang satu ini, apalagi ketika sang karakter utama mulai mengeluarkan jurus-jurus andalan yang selama ini hanya bisa Anda nikmati lewat versi filmnya.
5. Enslaved: Odyssey to the West
Ninja Theory memang terkenal mampu meramu game-game action terbaik di pasaran, tidak hanya menawarkan aksi hack and slash yang cepat, tetapi juga cerita yang mengalun dengna indah. Salah satu yang berhasil mengeksekusi semua elemen tersebut? Tidak lain dan tidak bukan adalah Enslaved: Odyssey to the West. Walaupun terkesan menawarkan sebuah game penuh science fiction di dalamnya, Enslaved sebenarnya diramu dari legenda China yang sudah pasti tidak asing lagi – si Kera Sakti. Desain karakter yang dipermak dengan sedemikian rupa serta pendefinisian ulang “Perjalanan ke Barat” memang memberikan atmosfer yang menyegarkan dan unik untuk kisah Kera Sakti yang udah lama melanglang buana di industri hiburan. Bagian terbaiknya? Keberanian mengubah karakter sang guru – Tripitaka menjadi seorang wanita yang dapat diandalkan, baik dalam puzzle maupun pertempuran.
4. Dynasty Warriors
Sebuah kesan yang jauh berbeda dibandingkan dengan Romance of Three Kingdoms yang menawarkan plot cerita yang sama. Tecmo Koei mengubah cerita heroik perang Tiga Kerajaan menjadi sebuah game hack and slash yang benar-benar baru, bahkan cukup untuk melahirkan sebuah sub-genre hack and slash yang baru – Musou. Anda akan berperan sebagai salah satu karakter yang krusial, dibekali dengan senjata kuat yang mampu menundukkan ribuan pasukan musuh dengan mudah. Terus berlanjut dan beberapa kali mendapatkan seri spin-off, Dynasty Warriors tetap setia dan bertahan dengan akar cerita yang sudah membentuknya ini. Ia merangkum kisah Tiga Kerajaan dalam bentuk yang lebih brutal, tetapi juga adiktif.
3. Stranglehold
Penikmat film yang tinggal di Indonesia sudah pasti tidak asing dengan legenda yang satu ini. Dengan puluhan film yang diputar secara berkala, bahkan berulang kali di layar kaca, Chow Yun Fat memang tumbuh menjadi legenda tersendiri. Perannya di beberapa film China dan Hongkong menyematkan identitas sebagai tokoh protagonis yang dingin, tetapi sekaligus juga ahli menggunakan dual-wielding handgun. Diracik oleh sang sutradara kawakan – John Woo, sebuah game action terpisah – Stranglehold yang dibangun dari Unreal Engine 3 lahir. Walaupun hadir dalam gameplay yang terhitung repetitif, namun sepak terjang pertama Chow Yun Fat di industri game ini boleh terbilang mendulang sukses, setidaknya mampu memuat semua aksi yang membuatnya begitu diingat.
2. Rise to Honor
Bela diri yang cepat dan bervariasi, serta beragam musuh yang juga mampu melakukan gerak lawan yang tidak kalah hebatnya, Rise to Honor adalalah salah satu game dengan cita rasa oriental paling kental yang pernah muncul di industri game. Dengan karakter utama sang legenda film laga – Jet Li, Anda akan dibawa ke beragam macam aksi film Hongkong + Hollywood yang penuh ledakan, pukulan, dan intrik. Game eksklusif Playstation 2 ini begitu ikonik, setidaknya cukup untuk menjadikannya sebagai salah satu game dengan latar belakang mafia Hongkong yang memorable. Superb!
1. Sleeping Dogs
Dari semua game yang membawa latar belakang cerita dari dunia kriminal Hongkong maupun China, Sleeping Dogs mampu tampil sebagai yang terbaik, setidaknya hingga saat ini. Berperan sebagai polisi yang tengah menyamar – Wei Shen, Anda akan dibawa pada sebuah skema open-world yang memang merepresentasikan kondisi kejahatan bahwa tanah para Triad yang realistis. Cita rasa oriental tidak hanya muncul dari dunia yang dibangun, tetapi juga dari desain karakter, animasi gerak serang dan bertahan, cerita, dan tentu saja voice acts yang ada. Apalagi ketika Anda sedang berkendara mengelilingi kota, sembari mendengar ragam siaran radio yang disiarkan dan memutar lagu-lagu berbahasa Kanton. Anda seperti dibawa dalam sebuah film aksi Hongkong, tetapi Anda yang secara interaktif berperan didalamnya. Any game can’t be more “chinese” than Sleeping Dogs, i guess..
Komentar
Posting Komentar