Kesalahan Penggunaan Kata "Di-"

Suka sadar engga sih kalau ternyata kita jarang banget peduli sama imbuhan, awalan, akhiran, dan teman-temannya? Sering banget kan kita liat kata-kata kaya gini "Rumah ini di kontrakkan" atau "Penjahat itu sudah di bunuh". dan biasanya kita agak engga peduli sama si kata "di" ini, padahal ada perbedaan looh.



“Di-” punya dua fungsi, fungsinya adalah sebagai imbuhan atau awalan dan “di-” sebagai kata depan atau preposisi.





1. “Di-” Sebagai Imbuhan


“Di-” sebagai imbuhan ditulis menempel bersama kata yang diakhirinya. “di-” berfungsi membentuk kata kerja, dan menyatakan makna pasif. Contoh yang salah di kaliamat NYUNYU tadi adalah penulisan di simpan, yang benar adalah disimpan. “Di-” dalam hal ini disebut sebagai prefiks.



2. “Di-‘ Sebagai Kata Depan


“Di-‘ sebagai kata depan ditulis terpisah dari kata yang diikutinya. Berfungsi sebagai preposisi dan menunjukkan keterangan tempat. Contoh yang salah di kalimat NYUNYU di atas adalah dipojokan dan dihati, harusnya ditulis di pojokan dan di hati. “Di-“ dipisah jika diikuti keterangan tempat seperti nama suatu tempat, di depan, di belakang, dan sebagainya.



Tips dari saya supaya kaian gak salah menuliskan “di-” adalah dengan mengganti dahulu “di-” dengan ‘me-‘. Misal kalian bingung harus memisah “di-” dengan ‘kampung’. Gantilah “di-” dengan ‘me-‘ sehingga menjadi mengampung. Apakah mengampung enak didengar? Kalau gak enak didengar, berati penulisannya dipisah menjadi di kampung.

Kesalahan 1

Keaslahan 2


Contoh lain kalau penulisan diketahui. Ganti dengan “me-“ sehingga menjadi mengetahui. Mengetahui itu enak dibaca, maka penulisannya digabung menjadi diketahui. Kalau kamu masih belum mengerti, baca lagi dari awal. Kwukwukwuk.



Info lain tentang “di-”, adalah penulisan “di mana”. Bahasa Indonesia sebenarnya TIDAK mengenal bentuk “di mana" (padanan dalam bahasa Inggris adalah "who", "whom", "which", atau "where" atau variasinya ("dalam mana", dengan mana", dan sebagainya). Penggunaan "di mana" sebagai kata penghubung sangat sering terjadi pada penerjemahan naskah dari bahasa-bahasa Indo-Eropa ke bahasa Indonesia. Kalau pun digunakan, nantinya bentuk “di mana” akan selalu dipisah.



Nah, gimana? Kalian sudah cukup ngerti belum tentang penulisan “di-“. Langsung diterapkan ya di kehidupan sehari-hari. Misalnya pas BBM-an, Twitter-an, dan lain-lain supaya terbiasa nanti pas nulis skripsi atau karya yang ilmiah lainnya. Kan kalau karya ilmiahnya rapi gak akan sakit hati dicoret-coret guru/dosen yang meriksa.

Komentar